THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Find Blog

Senin, 11 Januari 2010

Di dunia perminyakan umumnya dikenal tiga macam jenis sumur : Pertama, sumur eksplorasi (sering disebut juga wildcat) yaitu sumur yang dibor untuk men

Operasi penambangan tidak dapat dipisahkan dari pemboran. Tambang terbuka maupun tambang bawah tanah memerlukan kegiatan pemboran dalam skala luas.

Tujuan pemboran pun jadi beraneka ragam, bukan lagi sesederhana penampakan luar, sekedar membuat lubang pada batuan.

Teknik dan alat yang digunakan juga macam-macam: dari alat bor tangan seperti jackleg drill sampai Tunnel Boring Machine (TBM) yang digunakan untuk membuat terowongan dengan diameter beberapa meter.

Untuk tambang bawah tanah, tujuan pemboran dapat dikelompokkan menjadi beberapa:

1. Eksplorasi

Eksplorasi adalah upaya untuk menemukan cadangan tambang baru. Cadangan ini secara faktual mesti terdapat dalam suatu lapisan. Selain itu, besar cadangan pun mesti diukur, yang akan menentukan apakah layak tambang atau tidak.

Untuk memenuhi persyaratan diatas, maka dilakukan lah pemboran eksplorasi. Alat bor jenis ini dirancang agar dapat memberikan data cadangan yang diperlukan.

2. Mempersiapkan Lubang Tembak

Lubang tembak adalah lubang bor yang kemudian akan diisi oleh bahan peledak. Setelah semua siap, batuan kemudian diledakkan untuk membuka terowongan.

Beberapa tambang masih mengkaryakan mesin bor jackleg (jackleg drill). Jackleg juga akan selalu dibutuhkan di area sempit dimana mesin yang lebih besar tidak mungkin masuk. Sedang di tambang yang lebih modern, jumbo drill akan menjadi andalan.

Tunnel Boring Machine

3. Penyaliran/Penirisan Tambang (Mine Dewatering)

Jumlah air berlebih menjadi masalah klasik tambang bawah tanah. Air dapat berasal dari bermacam sumber: air tanah atau rembesan dari sumber air permukaan (sungai, danau, dll).

Jika tidak dikendalikan, air yang melimpah dapat merendam terowongan. Itu sebab, dibutuhkan pemboran yang dikhusukan untuk mengurangi kadar air yang melimpah ini.

4. Mempersiapkan “Pilot Holes”

Contoh penggunaan pilot holes adalah pada saat membuat lubang vertikal (shaft/raise) menggunakan reamer. Reamer merupakan alat bor besar yang ditarik dari bawah keatas untuk membuat lubang vertikal tersebut.

Porositas Batupasir dan Parameter Empiris yang Berpengaruh

Batupasir merupakan salah satu dari batuan sedimen klastik yang mempunyai porositas cukup baik dan biasanya berfungsi sebagai reservoir atau akuifer. Penelitian mengenai batupasir secara kuantitatif masih jarang dilakukan, terutama yang berkaitan dengan porositas dan permeabilitas. Keterkaitan antara hasil pengamatan petrografis batupasir dan porositas ataupun permeabilitas masih sedikit dilakukan.

Prediksi porositas dari suatu batupasir melalui pengamatan petrografis secara akurat dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan empiris. Batupasir memiliki beberapa kenampakan fisik yang dapat dibedakan dari batupasir jenis yang lainnya, yaitu struktur, tekstur dan komposisi. Dari kenampakan fisik ini kemudian dapat dirinci menjadi beberapa parameter empiris batupasir. Dengan mengetahui parameter-parameter batupasir tersebut, suatu simulasi komputer dapat dilakukan.

Pada tulisan ini akan diuraikan mengenai beberapa parameter batupasir yang berkaitan dengan porositas. Dari tulisan ini diharapkan penelitian-penelitian secara kuantitatif dapat dikembangkan untuk bidang-bidang geologi yang lain.

Parameter empiris batupasir

Pada batuan sedimen klastik, parameter yang dapat diamati berupa tekstur, struktur, kandungan fosil dan komposisi mineral. Boggs (1987) menyatakan bahwa tekstur batuan klastik dihasilkan oleh proses fisika sedimentasi dan dianggap mencakup ukuran butir, bentuk butir (bentuk, pembundaran dan tekstur permukaan), dan kemas (orientasi butir dan hubungan antar butir). Hubungan antar tekstur primer ini menghasilkan parameter-paremeter yang lain seperti bulk density, porositas dan permeabilitas. Sedangkan Folk (1974) menyebutkan bahwa ada 2 sifat-sifat batuan sedimen yang besarannya dapat diukur, yaitu ukuran butir (rata-rata, sortasi, kemencengan/skewness, dan kurtosis) dan morfologi partikel (bentuk butir, pembulatan, pembundaran, dan tekstur permukaan butiran).

Batupasir merupakan batuan sedimen klastik yang dominan butirannya berukuran pasir. Seperti halnya batuan sedimen klastik yang lain, parameter yang dapat diamati pada batupasir adalah tekstur, struktur dan komposisi mineral. Dari ketiga parameter tersebut dapat diturunkan beberapa parameter yang dapat diukur, yang nantinya dianggap sebagai parameter empiris batupasir.

Dari tekstur batupasir dapat diturunkan beberapa parameter empiris, yaitu ukuran butir, bentuk butir (pembundaran dan pembulatan), dan sortasi. Sedangkan dari struktur sedimen dapat diturunkan parameter-parameter empiris, misalnya arah perlapisan silang siur, arah orientasi butir, dll. Dan dari komposisi mineral dapat diturunkan beberapa parameter empiris batupasir, yaitu persen butiran keras (rigid grain), butiran lunak (ductile grain) dan matrik. Di samping beberapa parameter di atas juga terdapat parameter yang berhubungan dengan parameter-parameter tersebut, yaitu bulk density, porositas dan permeabilitas.

Porositas batupasir

Pori merupakan ruang di dalam batuan; yang selalu terisi oleh fluida, seperti udara, air tawar/asin, minyak atau gas bumi. Porositas suatu batuan sangat penting dalam eksplorasi dan eksploitasi baik dalam bidang perminyakan maupun dalam bidang air tanah. Hal ini karena porositas merupakan variabel utama untuk menentukan besarnya cadangan fluida yang terdapat dalam suatu massa batuan.

Porositas batupasir dihasilkan dari sekumpulan proses-proses geologi yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi. Proses-proses ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu proses pada saat pengendapan dan proses setelah pengendapan. Kontrol pada saat pengendapan menyangkut tekstur batupasir (ukuran butir dan sortasi). Proses setelah pengendapan yang berpengaruh terhadap porositas diakibatkan oleh pengaruh fisika dan kimia, yang merupakan fungsi dari temperatur, tekanan efektif dan waktu (Bloch, 1991).

Beard dan Weyl (1973) menyatakan bahwa porositas sangat kecil dipengaruhi oleh perubahan dalam ukuran butir dengan sortasi yang sama, tetapi porositas bervariasi terhadap sortasi. Penurunan porositas dari 42,4 % pada pasir bersortasi baik sampai 27,9 % pada pasir yang bersortasi sangat jelek. Sedangkan Graton dan Fraser (1935 dalam Beard & Weyl, 1973) menemukan bahwa pengepakan bola sangat kuat hingga berbentuk rhombohedral diperoleh porositas sebesar 26 % dan pengepakan berbentuk kubus diperoleh porositas 47,6 %. Tetapi di alam pengepakan butiran tidak berbentuk kubus maupun rhombohedral.

Selanjutnya Scherer (1987) menyatakan bahwa parameter yang paling penting yang berpengaruh terhadap porositas adalah umur, mineralogi (kandungan butiran kuarsa), sortasi dan kedalaman terpendam maksimum.

Parameter geologi yang mengontrol porositas

Komposisi butiran mempengaruhi sifat-sifat kimia dan mekanika batupasir. Hal ini akan berpengaruh terhadap porositas selama periode setelah pengendapan dari evolusi batupasir (Bloch, 1991). Scherer (1987) menggunakan kelimpahan butiran kuarsa (termasuk di dalamnya kuarsa mono- dan polikristalin dan fragmen batuan yang tersusun dominan oleh kuarsa) sebagai parameter dalam modelnya.

Porositas tidak dipengaruhi oleh ukuran butir tetapi merupakan fungsi dari sortasi. Porositas berkurang secara progresif dari pasir bersortasi sangat baik sampai pasir yang bersortasi sangat jelek. Selanjutnya Scherer (1987) juga menyatakan bahwa median ukuran butir tidak dapat dijadikan parameter untuk memprediksi porositas. Hubungan antara porositas dan ukuran butir pada batupasir arkose dan lithic arkose (Lapangan Yacheng) lemah dengan R = 0,42 (Bloch, 1991). Dari penelitian tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut :

Porositas = -6,1 + 9,8 (1/sortasi) + 0,17 (% butiran keras)

dengan sortasi diukur berdasarkan koefisien sortasi Trask.

Nilai koefisien regresi dari model ini secara statistik signifikan dengan prob > F = 0,0001 (Scherer, 1987). Model ini juga mempunyai nilai koefisien determinasi relatif tinggi R2 = 0,75).

Studi kasus

Data untuk studi kasus tulisan ini diambil dari penelitian geologi yang dilakukan oleh Prayogo (1993), yaitu satuan batupasir tufan daerah Kragilan, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Deskripsi batuan

Satuan batupasir tufan terdiri dari perulangan gradasi normal dari breksi polimik ke batupasir tufan dan laminasi batupasir. Perulangan ini dijumpai sampai di bagian tengah satuan batupasir, sedangkan di bagian atas perulangannya ditambah dengan lapisan bergelombang. Tebal satuan ini sekitar 275 m.

Batupasir tufan mempunyai warna abu-abu, dengan warna lapuk merah kecoklatan, dijumpai adanya retakan-retakan yang relatif tegak lurus perlapisan, yang terisi oleh kalsit. Secara petrografis batupasir ini mempunyai ukuran butir 0,05 sampai 0,2 mm, sortasi jelek, kemas terbuka, dan bentuk butir menyudut sampai membulat tanggung. Tersusun oleh fragmen batuan (4 %), mineral opak (12 %), kuarsa (9 %), plagioklas (24 %), hornblende (9 %), piroksen (11 %), matrik berupa tuf (15 %) dan mineral lempung (16 %). Berdasarkan persentase komposisi ini maka batupasir tufan dapat diklasifikasikan sebagai feldspatic graywacke (Pettijohn, 1975).

Umur dari satuan ini adalah Miosen Tengah bagian bawah - tengah (N10 - N12) atau setara dengan 12 - 16 juta tahun. Satuan ini diendapkan pada lingkungan laut terbuka dengan kedalaman sekitar 1000 m, yang diendapkan dengan mekanisme arus turbid.

Hasil pengolahan data

Gambar 1. Grafik hubungan antara porositas dengan parameter empiris batupasir

Hasil perhitungan statistik diperoleh bahwa hubungan porositas dengan parameter batupasir adalah : Y = 13,06X1 - 1,333XS2 + 40,43X3 + 37,814X4 - 29,39; dengan Deskriminan (R2) = 0,924.

Resep Mudah Membuat Es Krim




Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(2:168)

Motivasi
Jika Anda mencari resep (dalam bahasa Indonesia) membuat es krim yang ada diberbagai situs di internet, sulit/tidak akan ketemu. Misal membuat es krim rasa concerto. Maka Anda diminta beli buah-buah dan es krim siap saji dari pasar, setelah itu disuruh mencampur sendiri :-(
contoh:

http://www.detikfood.com/lezatdanpraktis/minuman/2003/12/15/20031215-105048.shtml

Bikin sendiri ternyata mudah, tidak harus menggunakan mesin pembuat es krim (Eismaschine)
Bahan Dasar
475 ml Sahne (cream/kepala susu)
125 ml Susu cair (atau bisa juga santan kelapa)
4 butir telur
100 ml gula (lebih bagus lagi kalau feiner Zucker / gula halus)
1 sendok teh vanilli
Rasa
Terserah Anda (apokat, coklat/Blockschokolade, Erdbeer/strawberry, pisang, etc.).
contoh : 1 buah apokat
Alat
blender
freezer / Gefrierfach, Gefriertrühe
panci kecil
wadah es krim
kompor

Cara Pembuatan
Adonan 1
Apokat diblender, kemudian ditaruh ke dalam panci. Masukkan Sahne dan susu/santan. Seluruhnya dipanaskan pelan-pelan sambil terus diaduk (Elektroherd : angka 2). Jika sudah panas (gelembung udara mulai naik), panci diturunkan.
Adonan 2
Telur (kuning+putihnya), gula, dan vanili diblender (dikocok). Lalu dituangkan ke dalam panci berisi adonan 1.

Semuanya kemudian dipanaskan lagi, sambil diaduk terus hingga mengental.

Setelah kental, dituangkan ke dalam wadah es krim (rantang atau sejenisnya) ditaruh ke dalam kulkas (Kühlschrank) selama 3-4 jam.

Setelah itu dipindahkan ke dalam freezer (Gefrierfach), setiap 1 jam diaduk, supaya tidak terjadi pengkristalan es. Setelah 3-4 kali pengadukan ( = 3..4 jam) menurut pengalaman tidak perlu lagi diaduk. Jika es krim yang jadi terlalu keras/liat, sebaiknya 10 menit dikeluarkan sebelum disantap.

Selamat Mencoba

Houston Rockets



Jakarta - Sepak terjang Houston Rockets musim 2008 terbilang luar biasa. Catat saja, 22 laga berhasil disudahi dengan kemenangan di semua laga, yang membuat Rockets tercatat dalam rekor sebagai tim yang mencatat kemenangan berturut-turut terpanjang kedua dalam sejarah NBA.

Namun tak ada finis apik di penghujung musim ini. Rockets gagal mengulang prestasinya di tahun 1994 dan 1995, di mana mereka mengakhiri musim dengan keluar sebagai juara.

Musim ini, Rockets memadukan beberapa bintang dari luar dan dalam negeri seperti Yao Ming (Cina), Luis Scola (Argentina), Tracy McGrady dan Steve Francis (AS).

Profil
Wilayah: Barat
Divisi: Barat daya
Didirikan: 1967
Sejarah: San Diego Rockets 1967-1971, Houston Rockets 1971-.....
Arena: Toyota Center
Kota: Houston, Texas
Kostum tim: Merah, putih dan perak
Pemilik: Leslie Alexander
Manajer Umum: Daryl Morey
Kepala Pelatih: Rick Adelman

Prestasi
Juara NBA: 2 kali (1994 dan 1995)
Juara Konference: 4 kali (1981, 1986, 1994, 1995)
Juara Divisi: 4 kali (1977, 1986, 1993, 1994)

Roster:
Rafer Alston (12) - Point Guard - USA
Shane Battier (31) - Small Forward - USA
Aaron Brooks (0) - Point Guard - USA
Steve Francis (3) - Point Guard - USA
Mike Harris (19) - Small Forward - USA
Chuck Hayes (44) - Point Forward - USA
Luther Head - Shooting Guard - USA
Bobby Jackson - Point Guard - USA
Carl Landry (14) - Point Forward - USA
Tracy McGrady (1) - Shooting Guard - USA
Dikembe Mutombo (55) - Center - COD
Steve Novak (20) - Small Forward - USA
Luis Scola (4) - Forward/Cemter - ARG
Loren Woods (33) - Center - USA
Yao Ming (11) - Center – CHN