THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Find Blog

Jumat, 15 Januari 2010

Seismik

Teknologi Q migration diterapkan pada data seismik dengan tujuan untuk melakukan migrasi seismik sekaligus melakukan koreksi amplitudo serta fasa seismik yang terdistorsi karena efek atenuasi dan velocity dispersion. Dengan kata lain, setelah melakukan Q Migration, diharapkan diperoleh data yang telah dikembalikan ke posisi dan timing yang seharusnya serta mengembalikan kandungan frekuensi tinggi yang hilang akibat atenuasi.

Persamaan gelombang pada domain transformasi Fourier ditunjukkan oleh Gazdag (1978), sbb:

Dimana U adalah medan gelombang, kx adalah bilangan gelombang pada arah horizontal, kz adalah bilangan gelombang pada arah vertikal, Δz adalah sampling pada arah vertikal, ω adalah frekuensi sudut.

Bilangan gelombang pada arah vertikal, kz didefinsikan dengan:
Dimana k=ω/v. Untuk memperhitungkan efek atenuasi, maka kecepatan v digantikan oleh frekuensi dependent dan kompleks kecepatan c:

Dimana Q adalah atenuasi dan γ=1/(πQ(z)).

Gambar di bawah ini menunjukkan contoh data seismik sebelum proses migrasi:

Courtesy Wang, Y., GEOPHYSICS,VOL. 73, NO. 1 , 2008

Gambar di bawah ini adalah hasil migrasi konvensional, tanpa melibatkan efek Q (gambar a), sedangkan gambar (b) adalah hasil migrasi dengan melibatkan efek Q (Q Migration). Perhatikan kehadiran frekuensi tinggi yang memberikan definisi reflektor dengan lebih baik.
Courtesy Wang, Y., GEOPHYSICS,VOL. 73, NO. 1 , 2008

Gambar di bawah ini adalah perbandingan trace seismik dari hasil migrasi konvensional dan hasil Q migration. Perhatikan perbedaan kedalaman event pada kedalaman sekitar 600, 1050 meter. Jelas bahwa dengan Q Migration, data seismik telah mengalami koreksi pergeseran fasa.

Courtesy Wang, Y., GEOPHYSICS,VOL. 73, NO. 1 , 2008

Reference: Courtesy Wang, Y.,Inverse-Q filtered migration, GEOPHYSICS,VOL. 73, NO. 1 , 2008

Tuesday, November 17, 2009

4-D Seismic

Proyek Seismic 4-D untuk monitoring reservoir merupakan kunci utama didalam keberhasilan peningkatan recovery minyak bumi dan pengurangan biaya operasi.

Aktifitas produksi dan EOR (Enhanced Oil Recovery) menyebabkan perubahan sifat fisis pada reservoir. Perubahan sifat fisis tersebut diantaranya: saturasi fluida, tekanan, temperatur yang pada akhirnya akan menyebabkan perubahan Impedansi Akustik dari reservoir.

Adanya perubahan Impedansi Akustik di atas dapat dimonitor dengan melakukan survey seismik kembali (Monitor). Dimana perbedaan sifat seismik antara survey Monitor dengan survey awal (Baseline) dikenal dengan studi Seismic 4-D.

Perubahan kecepatan gelombang seismik dan densitas reservoir tergantung pada jenis batuan, sifat fluida dan depletion mechanism. Injeksi gas dapat mengakibatkan peningkatan tekanan pori sehingga terjadi penurunan kecepatan gelombang seismik, sebaliknya pergantian minyak oleh air dapat mengakibatkan peningkatan kecepatan dan densitas.

Sebelum melakukan survey seismik 3D untuk tahap monitoring, studi kelayakan dengan melakukan seismic modeling harus dilakukan. Modeling ini bertujuan untuk melihat sensitifitas gelombang seismik (khususnya Detectability dan Fidelity) terhadap perubahan Impedansi Akustik reservoir akibat proses produksi. Modeling tersebut harus meliputi semua skenario yang bisa terjadi seperti substitusi fluida, saturasi, penurunan tekanan akibat proses produksi yang menyebabkan tekanan minyak turun dibawah bubble point, kenaikan temperatur akibat injeksi uap, perilaku carbonate versus clastic reservoir, Net to Gross, Permeabilitas, jenis wavelet, frekuensi, noise, dll.

Courtesy Norsar

Gambar di atas mengilustrasikan hasil modeling untuk data seismik awal (Baseline) dan Difference yakni perbedaan antara Monitor dan Baseline, perhatikan respon 4D pada penampang Difference, menunjukkan perubahan sifat reservoir yang signifikan.

Selanjutnya, setelah lulus dari studi kelayakan, data seismik monitor harus memiliki Repeatability yakni derajat kemiripannya dengan data awal (Baseline) pada zona non-produksi. Ketidakmiripan antara data Monitor dan Baseline, bisa diakibatkan oleh perbedaan parameter pengambilan data seismik i.e. bin size, panjang streamer, orientasi pengambilan data, jumlah trace dalam tiap CDP, tide, parameter pengolahan data seismik, dll.

Repeatability dapat dikuantifikasi dengan menghitung Normalized RMS-Amplitude Difference (NRMSD). Repeatability yang tinggi ditunjukkan dengan nilai NRMSD yang sangat kecil. Gambar di bawah ini menunjukkan histogram NRMSD untuk beberapa proses seismik: sebelum diproses (merah), tidal correction (biru), swell noise removal (hijau), channel smoothing (magenta) dan demultiple (biru muda). Perhatikan bahwa semakin sempurna processing seismik, histogram NRMSD akan terdorong ke nilai rendah (lihat garis kuning sebagai acuan).
Li et al., EAGE 66th Conference & Exhibition, 2004

Dikarenakan Survey Monitor dilakukan pada tahap produksi dimana fasilitas dan infrastruktur telah banyak berdiri. Sehingga, pada umumnya lay out survey serta parameter akuisisi seismik akan berbeda dari Baseline.

Survey seismik pada daerah dengan infrastuktur diatasnya. Courtesy Geco-Parkla

Seperti diilustrasikan pada gambar di bawah ini, sebelah kiri menunjukkan lay out survey dan gambar sebelah kanan menunjukkan perbedaan distribusi bin.
Courtesy James Rickett, Stanford University, and David E. Lumley, Chevron Petroleum Technology Company

Akibat adanya perbedaan parameter tersebut di atas, maka data seismik yang dihasilkannya pun akan berbeda pula. Gambar di bawah ini menunjukkan perbandingan antara penampang seismik untuk Monitor dan Baseline untuk parameter akusisi diatas. Perhatikan, Repeatability data tersebut sangat rendah i.e. keduanya menunjukkan perbedaan resolusi, amplitudo, frekuensi dan fasa(?) yang sangat mencolok pada zona non produksi.

Courtesy James Rickett, Stanford University, and David E. Lumley, Chevron Petroleum Technology Company

Dengan demikian, sebelum kita memproduksi penampang Difference beberapa proses harus dilakukan sehingga derajat Repeatability-nya dapat ditingkatkan. Proses tersebut diantaranya: survey realignment sehingga kedua data memiliki grid dan bin yang sama, koreksi statik (tidal correction), dan penggunaan model kecepatan yang sama baik untuk NMO maupun migrasi, penyamaan panjang gelombang (frekuensi) dan fasa untuk mengkompensasi perbedaan wavelet sumber dan amplitude balancing sehingga keduanya memiliki level energi yang sama, dll. Proses processing tersebut dikenal dengan Cross Equalization.

Proses Cross Equalization memerlukan sebuah operator wavelet yang diestimasi pada window waktu tertentu (zona statik, non reservoir) baik dangkal maupun dalam sehingga fasa, amplitudo, frekuensi, dll. dari kedua data seismik tersebut benar-benar identik.

Gambar di bawah ini menunjukkan perbandingan data Baseline dan Monitor setelah berbagai proses diatas. Perhatikan pada zona statik (non reservoir – non produksi), keduanya menunjukkan karakter yang sama.

Courtesy James Rickett, Stanford University, and David E. Lumley, Chevron Petroleum Technology Company

Analisis detail perlu dilakukan untuk melihat perubahan karakter seismik pada zona reservoir. Analisis ini dikenal dengan trace to trace comparison. Gambar di bawah ini menunjukkan trace to trace comparison pada zona reservoir yang setelah injeksi uap.

Courtesy Li et al, TLE 2001.

Pada gambar di atas terlihat bahwa karakter seismik untuk zona overburden tidak berubah. Akan tetapi efek injeksi uap menyebabkan perubahan amplitudo pada zona reservoir yakni penurunan Impedansi Akustik. Pada base-reservoir time shifting dapat terjadi sebagai velocity sag, dengan demikian sebelum memproduksi Difference proses local time-shifting perlu dilakukan.

Gambar di bawah ini menunjukkan respon seismik 4D untuk monitoring pergerakan fluida (air atau uap) oleh sumur injector. Perhatikan perbedaan respon seismik yang berbeda dari injector satu ke injektor yang lainnya.

Courtesy Paulo Johan et al., TLE, 2009

Sistem Sirkulasi


Sistem Sirkulasi
the equipment used to remove unwanted gas from a liquid, especially from drilling fluid.

density n: the mass or weight of a substance per unit volume. For instance, the density of a drilling mud may be 10 pounds per gallon, 74.8 pounds/cubic foot, or 1,198.2 kilograms/cubic meter. Specific gravity, relative density, and API gravity are other units of density.
density log n: a special radioactivity log for open-hole surveying that responds to variations in the specific gravity of formations. It is a contact log (i.e., the logging tool is held against the wall of the hole). It emits neutrons and then measures the secondary gamma radiation that is scattered back to the detector in the instrument. The density log is an excellent porosity-measure device, especially for shaley sands. Some trade names are Formation Density Log, Gamma-Gamma Density Log, and Densilog.

derrick derrick n: a large load-bearing structure, usually of bolted construction. In drilling, the standard derrick has four legs standing at the corners of the substructure and reaching to the crown block. The substructure is an assembly of heavy beams used to elevate the derrick and provide space to install blowout preventers, casingheads, and so forth

Switzer Luncurkan Porsche GT2 800 Hp



Tuner asal Amerika, Switzer, membuat gebrakan baru dengan paketan Porsche GT2. Memegang teguh dasar sedan sport dengan berprinsip pada penampilan standar tetapi performa menjadi hal yang dapat dibanggakan dari hasil karya terbarunya ini. Paket kebut yang diterapkan untuk Porsche ini mengakibatkan kemampuan mesin melonjak dashyat hinggga 800 horse power (588 kW).

Bahan bakar yang digunakan untuk menghidupkan dan menghasilkan tenaga yang besar tersebut bisa membutuhkan kadar oktan sekitar 102. Beberapa perangkat racing diadopsi untuk membangkitkan performa mesin primanya. Langkah awal yang dilakukan mengubah dan menyeting ulang Engine Control Unit (ECU) dari Porsche GT2 tersebut.





Selain itu piranti turbocharger lansiran Garret GT30R turut di upgrade demi mendapatkan racikan yang pas dan mendukung kinerja mesinnya. Konsekuensi lain dari meningkatnya tenaga berupa naikknya temperatur mesin secara cepat. Intercooler custom dari Switzer juga terpaksa dihadirkan untuk menjaga kondisi mesin saat harus dipacu dalam putaran tinggi. Perubahan lain terjadi pada sistem exhaust yang tentu saja terpaksa diracik ulang menggunakan perangkat racing. Selain untuk mengimbangi kinerja mesin, kehadirannya pun juga membuat raungan mesin yang kian garang. [nus/timABT]

Tampilan Penuh Kharisma Lexus SC430 Wednesday 10 June 2009


Setiap perubahan tentunya membawa efek yang ditimbulkan, antara positif dan negatif mungkin itulah ungkapan yang pas. Berbeda dengan Lexus SC430 berikut ini, pengaruh modifikasi secara lembut perlahan justru memperlihatkan sebuah perbaikan dan penegasan imej berkarakter. Hal ini ditambah dengan tampang sporty-nya yaitu berpintu dua alias coupe, merupakan salah satu faktor yang menguatkan gayanya.

Sedan buatan Jepang yang dikhususkan untuk pasar Eropa ini oleh sang tuner banyak dirubah pada sisi eksteriornya. Setiap lekuk bodinya merupakan perpaduan dari bodi kit hasil rancangan WALD Executive. Sedikit rada gambot dengan penampilannya kini, namun kesan sebagai sedan bertampang sport tetap dapat dipertahankan. Kehadiran bumper depan dengan gaya yang baru ditambah piranti grill membuat wajah agresifnya semakin nyata.


Merambah ke sisi perangkat roda terdapat piranti suspensi dengan sistem coilover lansiran TEIN, pemakaian suspensi tersebut cukup membuat handling dan performa semakin handal saat dipacu. Sementara untuk bagian chassis juga ditambahkan dengan sway bar penunjang kestabilan putaran setir dan membangun rasa nyaman ketika dikendarai. Velg bintang lima berlapis chrome dihadirkan untuk mempercantik tampilannya.

Tidak terdapat perubahan yang sangat kental pada segi dapur pacunya. Karena sang modifikator hanya berpedoman pada prinsip bodi ekterior saja yang dibangun. Sekedar membuat garang raungan mesin, perangkat exhaust racing dari Blitz Exhaust turut diaplikasikan pada mesinnya.




Sama halnya dengan mesin, interior Lexus SC430 ini juga tak mendapat sentuhan khas. Fitur pabrikan sepertinya cukup memuaskan hati sang owner. Kelebihan yang justru ditawarkan dari Lexus berkelir putih tersebut yakni terletak pada perubahan roof spoiler di atapnya, sehingga dua tipe dapat diraih sekaligus, untuk coupe ataupun sebagai roadster. Hal ini berfungsi pula sebagai penutup kelemahan standarisasi interior.